Cara Mengajarkan Anak Untuk Berpikir Kritis
Cara Mengajarkan Anak Untuk Berpikir Kritis – Siapa yang tidak ingin anaknya tumbuh cerdas dan mampu berpikir kritis? Tentu semua orang tua ingin anaknya cerdas dan penuh perhatian. Bentuk pemikiran kritis adalah yang optimal untuk hal ini.
Orang yang mempunyai kemampuan berpikir kritis akan dapat menikmati lebih banyak hal. Mulailah dengan keterampilan memecahkan masalah, memahami sudut pandang orang lain, menjadi lebih kreatif dan bahkan lebih percaya diri.
Cara Mengajarkan Anak Untuk Berpikir Kritis
Jika pemikiran kritis tidak dipupuk sejak dini, anak-anak akan menghadapi banyak permasalahan ketika tumbuh dewasa. Misalnya, mereka mudah tertipu oleh lelucon, sulit memahami situasi sosial, bahkan kurang percaya diri dengan jati diri. Tentu tidak mudah untuk membiasakan hal ini, namun Anda harus mencobanya.
Membentuk Anak Yang Berpikir Analitis: Cara Mengajarkan Karakter Yang Kritis
Saat ini banyak sekali pengguna internet yang terkadang nakal. Menyebarkan kebohongan, menjadi hater, memperdebatkan politik yang tidak jelas, bahkan melakukan intimidasi online adalah tindakan seseorang yang tidak mampu berpikir kritis.
Ketika Anda bisa mempertanyakan banyak hal, Anda tentu tidak akan sembarangan memposting segala macam hal yang meragukan. Perilaku ini tentu dapat dihindari jika mendasarkan pembelajarannya pada informasi, fakta, dan pengetahuan yang akurat.
Hal pertama yang bisa Anda lakukan adalah membekali anak Anda dengan segudang ilmu dan pengalaman baru. Pengetahuan ini akan menjadi dasar rasa ingin tahu Anda dan jawaban yang Anda berikan.
Misalnya ketika bertanya tentang hujan, anak harus memahami terlebih dahulu tentang penguapan dan pengembunan air. Hal ini dapat dengan mudah dibuktikan dengan merebus air panas atau membuat air es. Namun tanpa pengetahuan dasar tersebut, anak akan sulit menarik kesimpulan tentang dari mana asal hujan.
Strategi Efektif Guru Untuk Membantu Anak Mengembangkan Pola Pikir Kritis
Pengalaman baru ini juga bagus untuk memastikan bahwa anak-anak diperlengkapi dengan baik. Berpikir kritis tanpa aturan tentu tidak akan sempurna. Misalnya saja ketika anak mengetahui bahwa berbohong itu salah. Namun ketika mereka mempunyai pengalaman yang menguntungkan mereka dengan berbohong, anak-anak tidak dapat memikirkannya.
Memberikan pengalaman seperti hukuman dan menjelaskan mengapa hal itu buruk akan lebih membantu dalam belajar berbohong. Namun tentunya anak harus mengalaminya sendiri. Oleh karena itu, penjelasan seperti mengapa berbohong selalu benar dan mengapa banyak orang menghindarinya akan menjadi lebih jelas.
Semakin banyak ilmu dan pengalaman yang Anda berikan kepada anak Anda, maka mereka akan semakin mampu berpikir kritis dengan menggunakan referensi tersebut. Jadi pastikan untuk menjawab pertanyaan anak Anda, biarkan anak Anda mencoba aktivitas tertentu, dan berikan buku pelajaran agar pemikiran kritis dapat berkembang dengan baik.
Anak yang berpikir kritis butuh stimulasi tentunya. Setelah Anda memberi makan anak Anda dengan cukup, inilah saatnya membantunya mencoba berpikir. Hal-hal seperti pertanyaan dan interaksi yang membantu anak berpikir akan menjadi hal yang utama.
Mahasiswa Harus Berpikir Kritis, Apakah Benar?
Misalnya saja saat Anda pergi ke taman bersama anak Anda. Tanyakan tentang hal-hal yang relevan untuk mengalihkan perhatian Anda. Mengapa taman terasa basah di pagi hari? Mengapa ada begitu banyak tanaman di taman? Mengapa udara di taman terasa segar? Pertanyaan-pertanyaan ini mungkin sederhana, namun anak akan berusaha memikirkannya.
Hanya karena seorang anak menjawab salah bukan berarti mereka tidak mengerti. Mungkin mereka tidak memiliki pemahaman yang baik tentang masalah ini. Atau sebaliknya mereka tahu tapi tidak bisa menghubungkannya.
Jika ada pertanyaan yang tidak sesuai, bantulah dengan memberikan contoh dan membimbing dengan pertanyaan yang lebih spesifik. Misalnya saja jika Anda mengetahui anak Anda telah belajar tentang tumbuhan penghasil oksigen, Anda dapat membantu mengarahkan anak Anda untuk menjawab bahwa udara di taman terasa segar karena banyak terdapat tanaman.
Berpikir perspektif dan kausal merupakan salah satu bentuk berpikir kritis. Perspektif adalah tentang menempatkan diri Anda pada posisi seseorang ketika dihadapkan pada sesuatu. Pada saat yang sama, kausalitas adalah dasar untuk berpikir bahwa sesuatu pasti disebabkan oleh peristiwa lain.
Ini 5 Cara Melatih Kemampuan Anak Melalui Fitur Gadget
Anda dapat memperkenalkan konsep ini dengan memberikan cerita yang menggunakan ide tersebut. Misalnya cerita tentang seorang anak yang berbohong tentang tangisan serigala. Dalam cerita ini, anak yang berbohong itu akhirnya dimakan serigala karena tidak ada yang percaya dan menyelamatkannya. Konsep cerita ini mengajarkan sebab dan akibat. Karena anak itu berbohong, tidak ada orang lain yang mempercayainya.
Perspektif juga dapat digunakan untuk memberi contoh. Misalnya, seorang anak marah dan memukul temannya. Jelaskan kepada anak Anda bagaimana bergaul dengan teman-temannya. Apakah dia ingin merasakan sakitnya pukulan itu? Tentu saja tidak, hal seperti ini akan membuat anak berpikir dua kali sebelum melakukan perilaku serupa di kemudian hari.
Menumbuhkan pola pikir seperti ini tentu membutuhkan waktu yang lambat dan tidak dapat dicapai dalam semalam. Mulailah dengan sesuatu yang sederhana, seperti dongeng sederhana, lalu lanjutkan ke media lain yang lebih kompleks. Semakin anak terbiasa dengan hal ini, maka ia akan terbiasa berpikir lebih dalam.
Setelah Anda menyelesaikan tiga langkah di atas, sekaranglah waktunya untuk mendapatkan motivasi. Untuk memastikan anak siap berpikir kritis, tentunya Anda harus memberikan dorongan kepada mereka. Dorongan ini penting untuk memastikan bahwa apa yang Anda pelajari dapat dimanfaatkan dengan baik.
Mengajarkan Cara Berpikir Pada Anak
Misalnya saja, merupakan ide bagus untuk memberikan pujian atau hadiah setiap kali anak Anda menunjukkan pemikiran kritis atau menjawab pertanyaan yang Anda ajukan. Namun yakinlah bahwa dorongan ini jarang terjadi. Kebiasaan berpikir kritis tidak selalu membawa manfaat khusus tentunya.
Jika anak mengasosiasikan berpikir kritis dengan manfaatnya sendiri, mereka mungkin enggan menggunakannya tanpa imbalan. Jadi jadikanlah dorongan itu sebagai kejutan atau sesuatu yang istimewa.
Gaya berpikir kritis ini bergantung pada banyak faktor. Faktor-faktor seperti usia anak, sikap anak, dan cara Anda mengajarkan pola pikir ini semuanya berperan besar. Memberi semangat kepada anak kelas satu tentu berbeda dengan menyemangati anak kelas enam.
Anak-anak kelas satu masih penuh rasa ingin tahu, dan pendidikan yang diterimanya terasa baru bagi mereka. Namun jika anak kelas enam sekolah dasar bisa lebih tertarik pada hal lain selain kurikulum. Hal-hal seperti hubungan sosial dengan teman atau tren internet baru bisa menjadi pilihan yang lebih luas.
Mengajarkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Analitis Pada Anak-anak
Oleh karena itu motivasi dan kebiasaan yang Anda berikan harus menyesuaikan. Bagi anak yang masih kecil, alangkah baiknya dibiasakan membahas pelajaran sekolah atau pengetahuan umum. Namun bagi orang lanjut usia, hal-hal kompleks seperti situasi sosial, hubungan dengan teman, berita TV, dll. bisa menjadi topik yang menarik.
Melalui diskusi ini, anak akan berusaha lebih mengeksplorasi dan memikirkan topik yang dibicarakan. Misalnya saja pada saat mewabahnya COVID-19. Anda bisa membuat topik tentang kenapa Anda tidak boleh keluar rumah, kenapa anak Anda harus memakai masker, dll. sebagai bahan diskusi. Menggunakan sesuatu seperti ini untuk berinteraksi bisa menjadi kebiasaan yang baik untuk Anda dan anak Anda.
Oleh karena itu, penghargaan dapat berupa pujian ketika anak dapat menunjukkan respon yang baik hingga sesuatu yang lebih nyata, seperti membelikan makanan kesukaan anak. Tentu saja, terserah pada Anda untuk mempertimbangkan apakah imbalan tersebut layak untuk anak Anda.
Cara terakhir adalah yang paling sulit. Kebanyakan orang tua ingin anaknya tumbuh dewasa dan berpikir kritis, namun di sisi lain mereka gagal menjadi teladan yang baik. Bagaimana anak-anak bisa berpikir jernih ketika orang tua begitu saja mempercayai informasi tentang penipuan di Internet?
Pdf) Pemikiran Kritis Dan Kreatif
Bahkan ketika anak-anak masih kecil, mereka dapat membaca reaksi Anda terhadap suatu peristiwa. Anda tentu bisa merasakan diri Anda tumbuh dewasa ketika anak Anda meniru perilaku Anda. Orang tua yang suka membohongi anaknya pasti akan membesarkan anak yang tidak mudah dipercaya dan sering berbohong.
Untuk memberikan contoh yang baik, Anda bisa mulai dengan berdiskusi dan berbagi pemikiran Anda tentang topik tertentu. Saat Anda mengungkapkan pemikiran ini, berikan alasannya. Misalnya, Anda berkomentar bahwa coklat rasanya tidak enak dan Anda lebih suka vanila. Bagi si kecil yang menyukai makanan rasa coklat pasti akan merespon hal ini.
Memberikan alasan argumen dan mengamati reaksi anak terhadap argumen tersebut merupakan proses aktif. Anak akan melihat bahwa alasan yang Anda berikan masuk akal, namun dengan alasan yang berbeda dari sudut pandangnya. Ketika Anda memaparkan anak-anak Anda pada gagasan yang lebih dalam tentang suatu topik, mereka pasti akan berpikir lebih banyak.
Membesarkan anak yang pilih-pilih tentu bukan perkara mudah. Namun jika Anda menggunakan pedoman umum di atas, setidaknya Anda akan memberikan landasan bagi anak Anda. Tidak semua anak mempunyai dorongan untuk berpikir kritis. Terkadang jika ada pertanyaan atau sesuatu yang tidak mereka ketahui, kebanyakan anak akan memikirkannya sebentar namun kemudian melupakannya.
Alasan Siswa Harus Berpikir Kritis Dan Cara Guru Meningkatkannya
Namun seiring bertambahnya usia, dorongan ini berkembang seiring dengan berbagai hal yang mereka temukan. Misalnya saat Anda berinteraksi sosial dengan anak lain. Berpikir kritis dari sudut pandang orang lain akan membantu mereka mengembangkan empati yang lebih baik. Hal ini dapat terjadi secara otomatis meskipun mereka tidak sadar menggunakan pola pikir yang Anda ajarkan.
Sebagai orang tua, Anda mungkin tidak bisa melihat secara spesifik perkembangan berpikir kritis ini. Anda tidak membaca pikiran, jadi apa yang dipikirkan anak Anda mungkin merupakan sebuah misteri. Tapi percayalah, jika Anda menggunakan 5 cara di atas untuk melatih anak pilih-pilih, pasti efektif.
Hanya itu saja. Semoga pembahasan diatas dapat bermanfaat bagi semuanya. Terima kasih telah membaca Panduan Latihan Berpikir Kritis di atas!
5 cara melatih anak berpikir kritis dibandingkan hanya aktif bertanya, yaitu: dimulai dengan memberikan pengetahuan dan pengalaman, tanya jawab dan interaksi, memperkenalkan cara pandang dan berpikir kausal, kebiasaan dan dorongan serta memberikan contoh yang baik kepada orang tua.
Cara Mendidik Anak Agar Mandiri Dan Percaya Diri
Jika pemikiran kritis tidak dipupuk sejak dini, anak-anak akan menghadapi banyak permasalahan ketika tumbuh dewasa. Misalnya, mereka mudah tertipu oleh lelucon, sulit memahami situasi sosial, bahkan kurang percaya diri dengan jati diri. Memang tidak mudah untuk menyesuaikannya